Sunday, August 14, 2016

Technical Site Survey (TSS)


Technical Site Survey adalah proses pengumpulan data dari site atau lapangan yang bertujuan untuk pembuatan site baru, perawatan/perbaikan site yang sudah ada dan instalasi.

Data yang dikumpulkan meliputi data fisik site (konsruksi antenna dan bangunan site), jangkauan area site (coverage), Line of Sight (LoS) antar site dan data perangkat yang beroperasi (antenna, kabel, Site Power Supply dan data lainnya) .

TSS dilakukan untuk tujuan persiapan pembangunan site baru, perawatan rutin, audit site dan menemukan masalah pada site terutama masalah konektiitas antar site, jangkauan area dan multipath distorsi pada site sehingga masalah yang ada pada site dapat segera diatasi.

Jenis-jenis TSS

1)      RND (Perencanaan Jaringan Radio) survey.
2)      TND (Perencanaan Jaringan Transmisi)survey.
3)      CME (Perencanaan Konstruksi) Survey.

Dalam melakukan TSS ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan cakupan untuk site yaitu:
·         Lokasi site
·         Orientasi atau Azimuth antenna.
·         Ketinggian Antenna, tower/bangunan
      Tilt dari Antena ·        

   Langkah-langkah proses TSS:

1)      Menemukan lokasi site dengan menggunakan GPS sesuai data yang ada
2)      Memeriksa kondisi penduduk sekitar, obstacle (penghalang antar site) dan memeriksa titik nominal
3)      Jika titik nominal tidak sesuai harus menginformasikan ke tim perencanaan dan melakukan survey terhadap titik nominal lain.  
4)      Jika nominal site ditemukan,  segera tentukan ploting lokasi site.
5)      Mengumpulkan data di site secara menyeluruh dengan pengambilan dokumentasi gambar lokasi site, akses site dan gambar panaromic 360° (gambar diambil setiap arah 30° dengan perbandingan horizon:land = 30 : 70)
6)      Mengukur tinggi tower/bangunan, serta mengukur ketinggian antenna Microwave dan antenna RF
7)      Jangkauan area ditentukan oleh:         
·  Frekuensi Band
·   Jarak site Far End
·   Variasi AMSL
·   Area kepadatan penduduk 
8)      Catan semua data atau informasi
9)      Pembuatan laporan TSS
1

Peralatan yang digunakan dalam Technical Site Survey

1) GPS
Berguna untuk mencari titik koordinat (Latitude dan Longitude) site


GPS

2) Mirror Compass
Digunakan untuk memeriksa arah antenna


Mirror Campass

3) Multimeter
Digunakan untuk mengukur besar tegangan dan arus.

Multimeter

4) Measuring Tape
Digunakan untuk mengukur area site dan peralatan yang ada

Measuring Tap

5) Digital Camera
Digunakan untuk pengambilan dokumentasi.


Camera

6) Laptop
Digunakan untuk pembuatan laporan dan menyimpan data yang telah dikumpulkan

Laptop

7) Peralatan Keselamatan (Helm, sarung tangan kulit dan Tali pengaman)

Digunakan sebagai pengaman saat melakukan survey

Safety Tools


Proses LOS Survey

Proses Survey terdiri dari lima langah dasar;
a) Mempersiapkan dokumentasi site 
b) Verifikasi lokasi site  
c) Menemukan permasalahan pada jalur path
d) Profil Path  
e) Membuat laporan survey

 .
Dokumentasi Site  
a) Peta lokasi site   untuk menemukan daerah yang akan disurey.
b) Jika merupakan eksisting site, dapatan informasi dari costumer lain.


Mengumpulkan informasi site
a) Teliti AMSL, tinggi tower, tinggi antenna dan sudut.
b) Ambil gambar site, akan digunakan untuk verifikasi/validasi
c) Buat tanda pada pusat tower dari 3 titik referensi minimum T/R frekuensi antenna.
e) Ambil contoh tanah untuk pengujian di laboratoriun, yang akan digunakan untuk perencanaan tower yang lebih ekonomis.  

Identifikasi titik kritis sepanjang path
a) Pada peta, dua site dihubungkan dengan garis lurus tipis.
b) Tentukan tinggi, lebar semua penghalang di sepanjang jalan dan HASL di setiap titik untuk semua potensi penghalang.
c) Kunjungi setiap titik kritis memastikan tinggi dan memeriksa parameter lainnya.
d) Tentukan lebar badan air, poin yang mencerminkan lainnya jatuh di sepanjang rute.
e) Lakukan tes mirror setelah perhitungan, untuk menguji kelayakan.

Membuat Path LoS Profil;
a) Daat dilakukan secara manual atau menggunakan software computer (Pathloss)
b) Data Hop yang akurat dapat didapat dengan cara:.
·         AMSL dari beberapa site
·         Jarak Hop (Jika koordinat dimasukkan ke perangkat lunak komputer, Anda mendapatkan hop jarak dan azimuth sudut)
·         HASL setiap obstruksi dan tinggi termasuk penghalang near-end
·         Kriteria Clearance disesuaikan dengan  Cl=k 4/3 + 100% FFZ and OR Cl=k 2/3 + 60% FFZ
·         Opari band frekuensi
c) Dengan di atas parameter ketinggian antena di setiap arah dari operasi dapat bekerja dan karenanya ketinggian menara di setiap pandangan.

Membuat Laporan LOS  
a) Data site ( tinggi, sudut , azimuth)
b) Kerusakan/Gangguan pada Path
c) Dokumentasi site untuk identifikasi/validasi.


Rincian Laporan Survey  
a) Tentukan parameter berikut.
Power  pemancar, ukuran dan gain dari antena, kerugian saluran transmisi, Receiver threshold, Sinyal untuk rasio kebisingan, Fade Margin
b) Perhitungan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan software pathloss.

Cara Mengoperasikan  Pathloss 4.0 untuk LoS Survey

Memulai Pathloss

Pada saat program pathloss dijalankan, yang pertama muncul adalah module summary dari sebuah link.. Ini adalah summary link yang kosong, alias gak ada datanya.


Gambar diatas adalah bentuk widows summari. Disana terdapat data nama site, koordinat, azimuth, jarak, tinggi antena, frekuensi radio yang digunakan, rx level, dsb. Dan ada menu File, Module, configure, dsb.

Membuat sebuah Link Single

Ketika kita ingin membuat sebuah link, data yang paling dibutuhkan adalah nama site dan koordinatnya. Kita tinggal memasukkan nama site dan koordinatnya sesuai dengan kolom yag disediakan. Harap diperhatikan, untuk format data koordinat yang dimasukkan adalah x xx xx.xx s untuk latitude dan xxx xx xx.xx e untuk longitude. Ketika data lat dan long (koordinat) selesai dimasukkan, maka secara otomatis pathloss akan mengkalkulasi jarak dan azimuth untuk link tersebut.


Setelah itu, kita harus menentukan frekuensi berapa yag digunakan untuk link tersebut dengan cara mengisi manual paada kolom frekuesi. Jika meggunakan radio Alcatel, radionya ada yang 7, 13, 15, dan 18 GHz. Untuk radio 7 GHz, frek yang diisi 7400, untuk radio 13GHz, freknya 13000, untuk radio 15GHz, freknya 15000, dan untuk radio 18GHz, freknya 18000. Jika menggunakan radio lain selain Alcatel, mungkin akan ada perbedaan ttg hal ini.
Kita juga dapat menentukan polarisasi antena dari summary ini, dengan mengklik kolom polarization dan mengubahnya dengan double klik. 

Setelah itu, kita membuat topografi / contour tanah untuk link tersebut.  Buka module terrain data dengan cara mengklik menu module, dan pilih terrain data. Maka akan terbuka windows terrain data. Disana terdapat menu module, coordinate, configure, operation, dsb.

Disana terdapat kolom dist (distance), elev (elevation), structure, height dan ground. Dist berarti jarak untuk tiap titik plot pada peta. Elev berarti ketinggian permukaan tanah pada titik yang di plot. Structure berarti struktur (benda) yang terdapat pada titik yang diplot, biasanya berupa  pohon, gedung, menara air, dsb. Height berarti ketinggian dari structur tadi. Sedangkan Ground berarti bentuk permukaan tanah pada titik tersebut, biasanya berupa tanah (average), fresh water (sungai atau danau), dan salt water (air laut).Kita bisa mengisi kolom tersebut dengan manual atau automatic.

Jika dengan manual, hal yang harus dilakukan adal memplot titik titik pada peta countour (skala 1:25000 atau 1:50000) dimana kira2 terjadi perbedaan ketinggian mulai dari titik awal lik sampai titik akhir link, menghitung jarak antar titik (cm), lalu membaca ketinggian pada contour tsb, lalu memasukkannya pada kolom yang disediakan. Untuk menentukan structurenya dan ground, harus melihat keadaan yang ada actual dilapangan, karena peta countour hanya menyediakan data ketinggian tanah, bukan data ketinggian pohon atau gedung disekitar link tsb. 

Jika dengan cara automatic, hal yang dilakukan adalah membuka menu operation, lalu pilih generate profile, maka akan muncul pop up windows, yang berisi kolom isian untuk jarak antar titik plot. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, kita tulis 0.05km, artinya kita memplot titik ketinggian tanah setiap jarak 0.05km. 


Setelah itu kita klik tombol Generate, maka otomatis akan terdapat profile contour untuk link tersebut. Untuk proses automatic ini, peta yang digunakan adalah peta digital SRTM yang keakuratannya katanya lebih dari 95%  


Setelah terbentuk profile, kita harus menentukan structure yang ada. Kita bisa menentukan structurenya secara satu satu sesuai dengan keadaan dilpangan, misalanya : pada jarak sekian km dari site a kearah site b terdapat pohon yang ketinggiannya sekian meter, atau terdapat gedung dengan ketinggian sekian m. Caranya dengan double klik salah satu titik plot dengan jarak sekian km dari site a, lalu pilih single structure, dan menentukan structure serta ketinggiannya, apakah pohon, gedung dsb. 


Kita juga bisa menentukan structure dengan cara range, misalnya dari jaarak sekian dari site a sampai jarak sekian terdapat pohon atau gedung dengan ketinggian sekian. Caranya dengan menglik salah satu baris dari kolom structure lalu pilih range structure.

Disana akan ada titik awal (start range) dan titik akhir (end range), kita bisa menentukannya dengan menarik scrollbar yang ada (ditunjukkan dengan bergesernya anak panah pada profile yang ada), setelah itu tentukan tinggi structurenya, lalu klik OK.
Maka terrain pun akan terbuat. Kebetulan untuk contoh kita ini, grounnya semuanya adalah permukaan tanah, tidak ada sungai, danau ataupun laut. Jika nantinya ada, maka kita tinggal mengubah tipe ground yang ada dengan cara menentukan terlebih dahulu titik awal range permukaan airnya, lalu klik pada kolom ground, lalu tinggal pilih bentuk permukaannya, apakah permukaan tanah, air tawar atau air laut. 


Setelah itu kita harus menentukan tinggi antene yang akn dipasang. Pilih menu Module, lalu pilih antenna heights. Maka akan terbuka tamilan seperti ini :


Garis merah tersebut menandakan arah sinyal dari radio. Hal yag pertam adilakukan adalah menentukan clearance criteria nya. Pilih menu operations dan pilih Set Clearance Criteria. Maka akan muncul pop up windows seperti ini :


 
Untuk radio Alcatel, kriterianya adalah :
1st criteria 1.333 ; 100%,  2nd criteria  equal K-list ; 60%.
K-list disini merupakan konstanta kelengkungan bumi. Nanti saya akan sertakan filenya.
Misalnya pada link ini jaraknya 46.3km, maka harga K-nya adalah 0.78 dan 60%. Lalu klik OK.
Catatan; apabila jarak link kurang dari 20km, maka harga k defaultnya adalah 0,56.
Setelah itu akan terbentuk profile yang mengikuti kelengkungan bumi. 

Kita bisa menentukan ketinggian antene secara automatic sesuai dengan criteria pathloss, dengan cara mengklik tombol optimize lalu pathloss akan menentukan sendiri berapa ketinggin idealnya, hal ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk ketinggian ideal, kita hanya tinggal menyesuaikan dengan space yang ada di tower.. dengan cara mengklik kolom ketinggian maka akan muncul pop up windows : 



Kita tinggal mengisi kolom ketinggian yang tersedia, serta ketinggian tower (jika diketahui). Dari contoh ini saya mengisi 20m unruk Dlingo, dan 38m untuk purwodadi. Setelah itu klik OK. 


Dari gambar kita bisa melihat bahwa dengan ketinggian yang kita propose, sinyal radio tidak terhalang oleh apapun (loss). Oleh karena itu penting adanya mengetahui ketinggian structure actual yang ada dilapangan, agar tidak terjadi obstacle setelah implementasi. Kita bisa melihat profile seutuhnya serta gambaran sinyal radio kita dengan cara memilih menu Module, lalu pilih print profile. Maka akan terlihat disana bentuk profilenya.


Untuk loss survey, kegiatan yang dilakukan cukup dalam sebatas ini.. Karena loss survey tidak ikut menentukan performa link, hanya sebatas menentukan profile dan ketinggian yang pas (loss). Setelah itu, kita akan menentukan equipment yang dipakai. Hal ini akan menentukan baik buruknya performa link yang dihasilkan… Dengan cara pilih menu Module, lalu pilih Worksheets. Lalu akan muncul tampilan seperti ini :


Disini ada 5 bagian penting.
Bagian pertama
yaitu Rain data, artinya menunjukkan keadaan iklim pada daerah sekitar link tsb. Untuk Indonesia dan sekitarnya termasuk daerah iklim huja dengan standar ITU-nya yaitu Region P, maka untuk menentukan ini kita tinggal mengklik bentuk awan tersebut.

Bagian kedua
yaitu antene yang digunakan. Tipe antene tergantung jarak n, dan BOQ, serta frek yang digunakan.
  
Bagian ketiga
adalah Branching loss, artinya berapa redaman yang terdapat pada equipment.. Hal ini tergantung pada tipe radio…

Bagian keempat
adalah jenis radio yang digunakan. Klik ikon radio tsb, Sama halnya dengan antenna, data radio ini juga menggunakan table lookup. Prosesnya juga sama, klik menu Lookup, lalu table lookup akan muncul, jika masih kosong, kita bisa menambahkan isi table dengan mengklik menu Code Index, lalu browse file data radio tsb. Setelah table lookup berisi, maka pilih radio yang dakan digunakan, lalu klik menu Both.
Dari sini , kita bisa melihat karakteristik radio yang digunakan, mulai dari Tx power, BER threshold, jumlah Traffic, emisi, sampai C to Inya. Untuk TX power bisa kita atur manual dengan mengubah langsung pada kolom TX power sesuai dengan nilai yang diinginkan. BER threshold yang tersedia adalah 10-3, 10-6, dan 10-8, namun default untuk radio Alcatel dalah 10-6. Setelah itu klik OK.

Bagian kelima
adalah path profile data, ketika diklik, berisi tentang keadaan geoclilmatic, temperature rata2, dan field margin (redaman udara). Untuk suhu rata rata Indonesia adalah 300 dan field marginnya 1, serta geoclim-nya diisi 30. Setelah itu semua maka akan terlihat hasil perhitungannya :


Disini akan terlihat RX level, serta availability. Untuk availability ini meunjukkan aakah link tsb mempunyai performa yang bagus atau tidak. Dari sini kita bisa mendapatkan LPC dengan cara klik menu Report, lalu pilih Full Report. LPC pun di dapat. 

Share:

0 komentar:

Post a Comment

ppcsh

engineer Gaptek. Powered by Blogger.

Labels

Translate