Komunikasi
dapat diartikan sebagai pengiriman informasi dari satu pihak ke pihak yang
lain. Pengiriman informasi ini dilakukan dengan memodulasikan informasi pada
gelombang elektromagnetik yang bertindak sebagai pembawa (carrier) sinyal
informasi tersebut. Selanjutnya setelah tiba di tujuan, maka untuk memperoleh
informasi yang asli dilakukan demodulasi. Pada masa era informasi saat ini,
komunikasi serat optik semakin banyak digunakan. Bukan hanya sebagai pengganti
dari jenis sistem transmisi sebelumnya, tetapi dikarenakan sistem transmisi
serat optik ini memberikan keuntungan yang jauh efektif dan efisien
dibandingkan dengan jenis yang lain. Jenis serat optik ini juga tidak bersifat
menghantarkan arus listrik, sehingga dapat digunakan didaerah - daerah
terisolasi listrik.
Karena
memiliki kapasitas dengan informasi yang tinggi, maka jalur-jalur saluran dapat
diringkas menjadi kabel-kabel yang jauh lebih kecil, sehingga dapat mengurangi
arus traffic pada jalur-jalur kabel yang sudah sangat padat. Pada sistem
komunikasi serat optik ini sinyal awal yang berbentuk sinyal listrik pada transmitter
akan dirubah oleh transducer menjadi gelombang cahaya yang kemudian di
transmisikan melalui kabel serat optik menuju penerima (receiver) yang terletak
pada ujung kabel lainnya. Pada penerima sinyal optik ini akan dirubah kembali
oleh transducer menjadi sinyal listrik.
Struktur Dasar Kabel Serat Optik
Serat
optik terbuat dari bahan dielektrik yang berbentuk seperti kaca (glass).
Didalam serat inilah energi listrik diubah menjadi cahaya yang akan
ditransmisikan sehingga dapat diterima di ujung unit penerima (receiver)
melalui transducer. Pada Gambar 2.1 dapat dilihat struktur dasar kabel serat
optik.
Struktur Dasar Kabel Serat
Optik.
Struktur
serat optik terdiri dari
1) Inti (core)
Bagian
yang paling utama dinamakan bagian inti (core), dimana gelombang cahaya yang
dikirimkan akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar dari lapisan
kedua. Terbuat dari kaca (glass) yang berdiameter antara 2μm-125μm, dalam hal
ini tergantung dari jenis serat optiknya.
2) Cladding
Cladding
berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung
lainnya. Dengan adanya cladding ini cahaya dapat merambat dalam core serat
optik. Cladding terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias yang lebih kecil
dari core. Cladding merupakan selubung dari core. Diameter cladding antara
5μm-250μm, hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi
perambatan cahaya pada core (yaitu mempengaruhi besarnya sudut kritis).
3) Jaket (coating)
Coating
berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan identitas kode warna
terbuat dari bahan plastik. Berfungsi untuk melindungi serat optik dari
kerusakan.
Jenis-jenis Serat Optik
Berdasarkan
keperluan yang berbeda-beda, maka serat optik dibuat dalam dua jenis utama yang
berbeda, yaitu single-mode fibers dan multi-mode fibers.
1. Serat Optik Single-mode
Fibers
Single-mode
Fibers mempunyai inti sangat kecil (yang memiliki diameter sekitar 9x10-6 meter
atau 9 mikro meter). Gambar 2.2 menunjukkan bagaimana perambatan gelombang
terjadi pada sistem single-mode fibers.
Cahaya
yang merambat secara paralel di tengah membuat terjadinya sedikit dispersi
pulsa. Single-mode fibers mentransmisikan cahaya laser inframerah (panjang
gelombang 1300 - 1550 nm). Jenis serat ini digunakan untuk mentransmisikan satu
sinyal dalam setiap serat. Serat ini sering dipakai dalam pesawat telepon dan
TV (televisi) kabel.
Perambatan Gelombang pada Single-mode
Fibers
2. Serat Optik Multi-mode
Fibers
Multi-mode
Fibers mempunyai ukuran inti lebih besar (berdiameter sekitar 6,35x10-5meter
atau 63,5 mikro meter) dan mentransmisikan cahaya inframerah (panjang gelombang
850-1300 nm) dari lampu light-emitting diodes (LED) dan pada Gambar 2.3 dapat
dilihat bagaimana perambatan gelombang terjadi pada sistem multi-mode fibers .
Serat
ini digunakan untuk mentransmisikan banyak sinyal dalam setiap serat dan sering
digunakan pada jaringan komputer dan Local Area Networks (LAN).
Perambatan Gelombang pada
serat optic Multi-mode Fibers
Berdasarkan
susunan indeks biasnya, serat optik Multimode memiliki dua profil yaitu:
1.
Graded Index.
Serat
optik mempunyai indeks bias cahaya yang merupakan fungsi dari jarak terhadap
sumbu/poros serat optik, sehingga cahaya yang menjalar melalui beberapa
lintasan pada akhirnya akan sampai pada ujung lainnya pada waktu yang
bersamaan.
2.
Step Index.
Serat
optik mempunyai indeks bias cahaya sama. Sinar yang menjalar pada sumbu akan
sampai pada ujung lainnya dahulu (dispersi). Hal ini dapat terjadi karena
lintasan yang melalui poros lebih pendek dibandingkan sinar yang mengalami
pemantulan pada dinding serat optik, sehingga terjadi pelebaran pulsa atau
dengan kata lain mengurangi lebar bidang frekuensi. Oleh karena hal ini, maka
yang sering dipergunakan sebagai transmisi serat optik Multimode adalah Graded
Index.
Konsep Dasar Sistem Transmisi Serat Optik
Prinsip
dasar dari sistem komunikasi serat optik adalah pengiriman sinyal informasi
dalam bentuk sinyal cahaya. Pemancar kabel serat optik dan penerima merupakan
komponen dasar yang digunakan dalam sistem komunikasi serat optik. Pemancar
berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal optik, kabel serat optik
berfungsi sebagai media transmisi dan penerima berfungsi untuk mengubah sinyal
optik yang diterima menjadi sinyal listrik kembali.
Proses
pengiriman informasi yang melalui serat optik menggunakan prinsip pemantulan
sinyal optik yang berupa cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Secara umum,
konfigurasi sistem transmisi serat optik ditunjukkan seperti Gambar.
Konfigurasi Sistem Transmisi
Serat Optik
Selama
perambatannya dalam serat optik, gelombang cahaya akan mengalami redaman di
sepanjang serat dan pada titik persambungan serat optik. Oleh karena itu, untuk
transmisi jarak jauh diperlukan adanya penguat yang berfungsi untuk memperkuat
gelombang cahaya yang mengalami redaman.
Keuntungan dan Kerugian Serat Optik
Adapun
keuntungan dari kabel serat optik, yaitu:
1. Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwidth
yang lebar).
2.
Frekuensi pembawa optik bekerja pada daerah frekuensi yang tinggi yaitu sekitar
1013Hz sampai dengan 1016 Hz, sehingga informasi yang dibawa akan menjadi
banyak.
3. Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari
tembaga, terutama pada frekuensi yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1300
nm yaitu 0,2 dB/km.
4.
Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet. Fiber optik terbuat dari kaca
atau plastik yang merupakan isolator, berarti bebas dari interferensi medan
magnet, frekuensi radio dan gangguan listrik.
5.
Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi.
Kemampuan
fiber optik dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi, sangat cocok untuk
pengiriman sinyal digital pada sistem multipleks digital dengan kecepatan
beberapa Mbit/s hingga Gbit/s.
6.
Ukuran
dan berat fiber optik kecil dan ringan.
7.
Diameter inti fiber optik berukuran micro sehingga pemakaian ruangan lebih
ekonomis.
8.
Tidak
mengalirkan arus listrik terbuat dari kaca atau plastik sehingga tidak dapat
dialiri arus listrik (terhindar dari terjadinya hubungan pendek).
9.
Sistem dapat diandalkan (20 - 30 tahun) dan mudah pemeliharaannya.
Adapun
kerugian yang terdapat pada kabel serat optik, yaitu:
1. Konstruksi fiber optik lemah
sehingga dalam pemakaiannya diperlukan lapisan penguat sebagai proteksi.
2. Karakteristik transmisi dapat
berubah bila terjadi tekanan dari luar yang berlebihan.
3. Tidak dapat dialiri arus listrik,
sehingga tidak dapat memberikan catuan pada pemasangan repeater.
Parameter Serat Optik
Parameter
serat optik antara lain :
- Kecepatan Propagasi
- Numerical Aperture (NA)
- Dispersi
- Penghamburan Rayleigh
- Pemantulan dan Pembiasan
- Pemantulan Fresnel
1.
Kecepatan Propagasi
Propagasi
dalam serat optik disebabkan oleh adanya suatu refleksi (pantulan), sedangkan
refleksi terjadi akibatnya adanya perbedaan indeks bias antara core dengan
clading. Bila berkas cahaya datang dari suatu media yang lebih padat (n1) ke
media yang kurang padat (n2) dimana n1 > n2 maka pada bidang batas antara
kedua media terjadi pantulan. Bila sudut datang melebihi sudut kritis maka
diperoleh pantulan total dan bila sudut datang lebih kecil dari sudut kritis
akan terjadi pembiasan dan pemantulan sebagian.
Kecepatan
perambatan cahaya pada medium memiliki kecepatan rambat yang lebih kecil dari
kecepatan rambat cahaya pada ruang hampa, kecepatan tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
V = C / n
dimana:
V
= kecepatan rambat cahaya pada media
C
= kecepatan rambat cahaya pada ruang hampa
n
= indeks bias media yang dilalui berkas cahaya
2.
Numerical Aperture (NA)
Numerical
aperture (NA) adalah ukuran kemampuan sebuah serat untuk menangkap cahaya, juga
dipakai untuk mendefenisikan acceptance cone dari sebuah serat optik. Jika
medium dimana tempat cahaya memasuki serat umumnya adalah udara maka = 1
sehingga NA = sin θa. NA digunakan untuk mengukur source-tofiber power-coupling
efficiencies, NA yang besar menyatakan source-to-fiber power-coupling
efficiencies yang tinggi. Nilai NA biasanya sekitar 0,20 sampai 0,29 untuk
serat gelas, serat plastik memiliki NA yang lebih tinggi dapat melebihi 0,5. Numerical
aperture dapat ditunjukkan seperti pada Gambar
Numerical Aperture
Besarnya
nilai Numerical Aperture (NA) dapat diperoleh dengan rumus :
NA = sin θc = n1 2 – n2
dimana:
NA
= Numerical Aperture
θ =
Sudut cahaya yang masuk dalam serat optik
n1
= Indeks bias core
n2
= Indeks bias cladding
3.
Dispersi
Dispersi
adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat melalui sepanjang
serat optik yang disebabkan oleh keterbatasan material dan efek linear seperti
polarisasi, material dan lainnya. Faktor dispersi ini akan mempengaruhi
kualitas sinyal yang akan ditransmisikan dalam jaringan. Dispersi akan
menyebabkan pulsa-pulsa cahaya memuai dan menjadi lebih lebar, sehingga pada
akhirnya mengakibatkan pulsa-pulsa tersebut saling tumpang tindih dengan satu
sama lain[3]. Jenis dispersi pada serat optik yang disebabkan oleh mekanisme
yang berbeda, yaitu:
a.
Dispersi Intermodal
Cahaya
dari sumber masuk ke dalam serat optik multimode dirambatkan dalam beberapa
mode. Setiap mode ada yang merambat sejajar sumbu inti dan ada pula yang
merambat zig-zag. Dengan demikian jarak yang ditempuh oleh tiap mode akan
berbeda-beda. Dispersi intermodal disebut juga pelebaran pulsa.
b.
Dispersi Kromatik
Dispersi
material terjadi karena indeks bias bervariasi sebagai fungsi panjang gelombang
optik. Salah satu dispersi yang paling dominan dalam jaringan optik adalah
dispersi kromatik. Akibat pengaruh dispersi kromatik maka digunakan DCF (Dispersion
Compensating Fiber) sebagai pengkompensasi akumulasi dispersi. DCF merupakan
serat optik dengan panjang tertentu yang dibuat dari material yang memiliki
koefisien dispersi kromatik yang khusus pada panjang gelombang operasinya.
Koefisien dispersi kromatik ini bernilai negatif dan bernilai lebih besar per
unit panjangnya dibandingkan dengan koefisien dispersi dari serat optik yang
digunakan sistem. Dengan karakteristik ini, maka panjang DCF yang cukup pendek
dapat mengkompensasi akumulasi dispersi kromatik pada serat optik yang
digunakan sistem.
c.
Dispersi Bumbung Gelombang (Waveguide Dispersion)
Dispersi
ini terjadi akibat dari karakteristik perambatan mode sebagai fungsi
perbandingan antara jari-jari inti serat dan panjang gelombang.
d.
Dispersi Mode Polarisasi
Penyebab
utamanya adalah ketidaksimetrisan bentuk serat optik akibat adanya tekanan saat
pengkabelan, ataupun saat instalasi. Dispersi mode polarisasi pun akan
meningkat dengan bertambahnya usia kabel optik.
Redaman Serat Optik
Tahanan
dari konduktor tembaga menyebabkan hilangnya sebagian dari energi listrik yang
mengalir dari suatu kabel. Core dari kabel serat optik menyerap sebagian dari
energi cahaya. Hal ini dinyatakan dalam redaman kabel. Satuan yang digunakan
untuk redaman serat optik adalah dB/km. redaman tergantung dari beberapa
keadaan. Tetapi yang utama adalah bahwa redaman tergantung pada panjang
gelombang dari cahaya yang digunakan.
Menurut
rekomendasi ITU-T G.0653E, kabel serat optik harus mempunyai koefisien redaman
0,5 dB/km untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0,4 dB/km untuk panjang gelombang
1550 nm. Tapi besarnya koefisien ini bukan merupakan nilai yang mutlak, karena
harus mempertimbangkan proses pabrikasi, desain & komposisi fiber, dan
desain kabel.
Redaman
(α) sinyal atau rugi-rugi serat didefenisikan sebagai perbandingan antara daya output
optik (Pout) terhadap daya input (Pin ) sepanjang serat L. Redaman dalam serat
optik untuk berbagai panjang gelombang tidak selalu sama karena redaman ini
merupakan fungsi panjang gelombang (α).
Untuk
itu terdapat range redaman yang masih diizinkan yaitu 0,3 sampai 0,4 dB/km
untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0,17 sampai 0,25 dB/km, untuk panjang
gelombang 1550. Selain itu, koefisien redaman mungkin juga dipengaruhi spektrum
panjang gelombang yang diperoleh dari hasil pengukuran pada panjang gelombang
yang berbeda [1]. Redaman itu dapat terjadi karena adanya dua faktor yaitu
faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Faktor Intrinsik
Ada
beberapa faktor intrinsik dari serat optik yang menyebabkan redaman, yaitu:
1.
Absorption (penyerapan)
Peristiwa ini terjadi akibat ketidak murnian bahan fiber optik yang
digunakan. Bila cahaya menabrak sebuah partikel dari unsur yang tidak murni
maka sebagian dari cahaya tersebut akan terserap.
2.
Scattering (penghamburan)
Terjadi akibat adanya berkas cahaya yang merambat dalam materi
dipancarkan/dihamburkan ke segala arah dikarenakan struktur materi yang tidak
murni. Biasanya scattering ini terjadi pada lokasi-lokasi tertentu saja di
dalam bahan, dan ukuran daerah yang terkena pengaruh perubahan efek
terpencarnya cahaya sangat kecil, yaitu kurang dari satu panjang gelombang
cahaya.
3.
Microbending (pembengkokan pada saat pembuatan serat optik)
Pada
umumnya timbul di dalam proses manufaktur. Penyebab yang biasa dijumpai adalah
perbedaan laju pemuaian (dan penyusutan) antara serat optik dan lapisan-lapisan
pelindung luarnya (jaket). Ketika kabel serat optik menjadi terlalu dingin,
lapisan jaket maupun bagian inti/mantel akan mengalami penyusutan dan memendek
sehingga dapat bergeser dari posisi relatifnya semula dan menimbulkan
lekukan-lekukan yang disebut microbend'.
Faktor Ekstrinsik
Ada
beberapa faktor ekstrinsik dari serat optik yang menyebabkan redaman, yaitu:
1) Frasnel
Reflection terjadi karena ada celah udara sehingga cahaya harus melewati dua interface
yang memantulkan sebagian karena perubahan index bias
dari inti ke udara dan inti lagi.
2) Mode
Copling terjadi karena adanya sambungan antara sumber/detektor optik dengan
serat optik.
3) Macrobending,
lekukan tajam pada sebuah kabel serat optik dapat menyebabkan timbulnya rugi
daya yang cukup serius, dan lebih jauh lagi kemungkinan terjadinya kerusakan
mekanis (pecahnya serat optik). Rugi daya yang ditimbulkan dengan melengkungkan
sepotong pendek serat optik boleh jadi lebih besar dari rugi daya total yang
timbul pada seluruh kabel serat optik sepanjang 1 km yang dipasang secara
normal.
Sumber Optik
Sumber
optik merupakan komponen dalam sistem komunikasi serat optik yang mengubah sinyal
listrik menjadi sinyal cahaya. Ada dua jenis sumber optik yang sering
digunakan, yakni LED (Light Emiting Diode) dan LASER (Light Amplication by
Stimulated Emission of Radition). LED memiliki keluaran daya yang lebih
sedikit, kecepatan switching yang lebih lambat, dan lebar spektrum yang lebih
besar. Namun demikian LED dipergunakan secara luas untuk aplikasi jarak pendek
dan menengah yang menggunakan serat kaca dan plastik karena lebih sederhana,
murah, handal, dan tidak terlalu bergantung pada temperatur.
Laser
menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang tetap yang dapat berada di dalam
wilayah tampak, yaitu sekitar 635 nm . Cahaya tersebut memiliki bandwidth yang
sangat sempit, umumnya hanya memiliki lebar beberapa nanometer. Hal ini
memastikan bahwa dispersi kromatik dapat dipertahankan pada nilai yang kecil
dan kondisi ini memungkinkan terjadinya kecepatan transmisi data yang tinggi.
Laser dapat menghasilkan cahaya dengan intensitas tinggi sehingga sesuai untuk
digunakan pada sistem telekomunikasi optik jarak jauh.
Proses pembentukan laser, yaitu:
a.
Absorpsi
foton; proses perpindahan elektron
dari energi valensi ke energi konduksi.
b.
Emisi
Spontan; proses di mana elektron dalam
keadaan tereksitasi di energi konduksi kembali ke energi dasar dengan melepas
foton. Emisi terangsang (stimulated); proses saat keadaan inversi populasi
elektron tereksitasi yang mendapat rangsangan (pacu) akan serentak melepaskan
foton dalam jumlah banyak.
Konektor
Konektor
optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi
sebagai kabel serat optik sebagai penghubung serat. Konektor ini mirip dengan
konektor listrik dalam hal fungsi dan tampilan luar tetapi konektor pada serat
optik memiliki ketelitian yang lebih tinggi.
Penyambungan
serat optik menggunakan konektor bersifat tidak permanen, artinya dapat
dibongkar pasang. Konektor biasanya digunakan untuk kontak dengan terminal
perangkat aktif. Gambar 2.6 menunjukkan berbagai tipe konektor.
Untuk
memastikan didapatkannya rugi yang rendah, konektor harus menghilangkan
efek-efek pergeseran sudut dan lateral dan juga menjaga bahwa kedua ujung fiber
akan saling menutup dengan sempurna. Bermacam-macam rancangan telah digunakan
untuk membuat konektor-konektor semacam ini, di mana sebagian adalah lebih
berhasil dari pada yang lain. Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan
kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat seperti yang
ditunjukkan pada gambar.
Berbagai Tipe Connector
Syarat
- syarat konektor yang baik adalah:
a. Kehilangan daya cukup rendah.
Konektor yang dibentuk harus menjamin dari kesalahan penyambungan dan dapat
meminimumkan kesalahan secara langsung.
b. Kemampuan pengulangan. Efisiensi
kopling tidak berubah jika tidak ada penyesuaian ulang.
c. Dapat diprediksi, artinya
konektor memiliki efisiensi yang sama jika beberapa konektor sejenis
dikombinasi.
d. Umurnya panjang. Tidak ada
penurunan efisiensi dalam waktu yang lama.
e. Kuat. Bahan konektor kuat
terhadap tekanan.
f. Kompatibel dengan lingkungan. Penyambungan
dapat dilakukan pada variasi temperatur, tekanan tinggi, getaran, kelembaban
dan kotoran.
g. Mudah mendapatkannya. Umum
digunakan.
h. Mudah menggunakannya. Pemasangan
dan penyesuaiannya mudah.
i. Ekonomis. Konektor yang presisi
adalah mahal. Konektor murah, biasanya plastik tetapi kualitasnya rendah.
Link Power Budget
Power
budget merupakan suatu hal yang sangat menentukan apakah suatu sistem
komunikasi optik dapat berjalan dengan baik atau tidak. Karena power budget menjamin
agar penerima dapat menerima daya optik sinyal yang diperlukan untuk
mendapatkan bit error rate (BER) yang diinginkan. Perhitungan dan analisis power
budget merupakan salah satu metode untuk mengetahui performansi suatu jaringan.
Hal ini dikarenakan metode ini dapat digunakan untuk melihat kelayakan suatu
jaringan untuk mengirimkan sinyal dari pengirim sampai ke penerima atau dari central
office terminal ( COT ) sampai ke remote terminal (RT). Tujuan dilakukannya
perhitungan power budget adalah untuk menentukan apakah komponen dan parameter
desain yang dipilih dapat menghasilkan daya sinyal di penerima sesuai dengan
tuntutan persyaratan performansi yang diinginkan.
Dalam
perhitungan link power budget ada beberapa hal yang harus dihitung, yaitu
perhitungan rugi-rugi berdasarkan daya yang telah diketahui, perhitungan
redaman berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan standar ITU.T (International
telekommunication Union – Telecommunication Standardization Sector).
Link budget = Slope x jarak kabel)
Lossline = (Redaman Kabel/km x jarak) + (Redaman per splice
x Jumlah
Splice) .+(Redaman Pathcore x Jumlah Connector)
Total Loss Perhitungan = ( Jarak x Redaman/km) + (Jumlah Sambungan x
0,15)
+(Jumlah Conector x Loss Conector)
Total loss Pengukuran = Jarak x Redaman/km
Level Margin = Redaman Nominal – Redaman Total
Tahap
selanjutnya adalah menentukan power budget dari sistem, yaitu dengan melakukan
perhitungan daya yang mengacu kepada spesifikasi dari peralatan yang digunakan.
Hasil redaman total (Total link loss) yang terdapat pada jalur fiber akan
dikurangi dengan level margin. Sehingga akan diperoleh hasil optical power
budget yang digunakan untuk berkomunikasi. Rumus menghitung nilai optical power
budget ditunjukkan pada persamaan
Optical Power Budget = Total link loss pengukuran
– Level Margin
0 komentar:
Post a Comment